Etika Berkomunikasi di Media WhatsApp


Dimasa saat ini berkomunikasi dengan orang lain bisa dengan berbagai cara baik secara langsung maupun melalui media. Dengan hadirnya teknologi sangat memudahkan kita untuk tetap bisa berkomunikasi walaupun terpisah oleh jarak yang cukup jauh, bahkan hingga bisa menembus batas kewilayahan suatu negara. Nah, bagaimana cara kita menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi komunikasi saat ini?

Semua tetap tidak terlepas dari yang namanya etika, apa sih etika itu? Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.  Secara Etimonologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu “Ethicos” yang artinya timbul dari suatu kebiasaan.

Pentingnya Komunikasi

Tak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan hal yang vital dalam kehidupan. Wursanto (1987: 27) mengatakan bahwa komunikasi dapat berlangsung kapan saja, di mana saja, oleh siapa saja, dan perihal apa saja. Lalu apakah komnikasi itu? Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian atau berbagi informasi dalam bentuk pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu dan dapat mendapat respon, reaksi atau tanggapan dari komunikan.

Menurut perilakunya, komunikasi dapat dibedakan dalam tiga hal:

  1. Komunikasi formal, yakni komunikasi yang terjadi dalam lingkup formal. Sifatnya tegas, terstruktur, penting dan informatif.
  2. Komunikasi informal, yakni komunikasi yang terjadi dalam lingkup yang santai seperti antar teman, keluarga, dan sebagainya.
  3. Komunikasi nonformal, yakni komunikasi yang terletak di antara formal dan informal, yang mana suatu waktu dapat bersifat formal dan informal secara bersamaan ataupun bergantian.

Salah satu media yang cukup banyak digunakan untuk berkomunikasi adalah WhatsApp, cukup banyak fitur yang bisa kita gunakan untuk berkomunikasi seperti mengisirim pesan teks, pesan suara, mengirim gambar, video bahkan mengirim dokumen. Developer WhatsApp sendiri sudah memberikan aturan dalam penggunaannya. Lalu, bagaimana cara berkomunikasi yang baik melalui WhatsApp atau media komunikasi lainnya?

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika kita akan berkomunikasi melalui media komunikasi yang biasa kita gunakan sehari hari. Baik dalam grup atau melalui sambungan pribadi.

  • Pastikan Kontak

Pastikan kontak tersebut adalah orang yang benar memiliki kepentingan dengan kita. Entah urusan pekerjaan, kantor, komunitas hobi atau hal-hal lain yang memang bersifat penting dan prioritas. Pastikan kontak yang akan dihubungi telah sesuai dengan orang yang dituju. Jangan sampai salah kirim pesan yang akan disampaikan. Simpan kontak tersebut dengan nama asli. Maka simpan kontak dengan nama yang mudah dikenali misal “Wendy Kelas 7a”, “SMP N 1 Kaloran Sriyatun”

  • Etika dalam berkomunikasi

1. Berikan salam

Salam pembuka merupakan bukti bahwa Anda sedang melakukan percakapan formal atau setidaknya semi formal. Anda dapat mengawali pesan dengan mengucapkan salam, seperti ‘Selamat Pagi Bapak/Ibu’ atau ‘Assalamualaikum Bapak/Ibu’ jika dosen Anda beragama Muslim, atau gunakan salam yang biasa digunakan saat berkomunikasi. Hindari mengunakan “P”, “Ping” atau kata/karakter lain yang tidak mencerminkan salam. Hindari juga penggunaan stiker saat mengucapkan salam.
Sepele namun ini akan menjadi satu penilaian bagi lawan bicara kita, bagi guru ini dapat mencerminkan sikap peserta didiknya, bagi seorang atasan dapat meberikan citra baik atau buruk terhadap bawahannya, bagi orang yang lebih dewasa, seumuran, atau lebih muda akan merasa dihargai.

2. Perkenalkan diri

Apabila anda belum yakin alawan bicara anda tahu anda siapa/menyimpan kontak anda alangkah lebih baiknya memperkenalkan diri, contoh:

Apabila mengirim pesan kepada guru “Selamat pagi, saya dengan Wendy kelas 7a” atau “Selamat Siang, saya Wendy dari eskul Pramuka SMP N 1 Kaloran”

Hal ini dilakukan agar lawan bicara kita mengenali siapa yang mengirimnya pesan. Hindari bersikap seolah anda sudah dikenal oleh banyak orang, karena belum tentu orang lain menyimpan no/kontak anda.

3. Tidak bertele-tele

Tidak berbelit-belit dalam menyampaikan informasi atau pertanyaan, jika lawan bicara meminta penjelasan/rincian dari informasi/pertanyaan yang diajukan silahkan dijawab secara rinci seauai dengan informasi/pertanyaan yang disampaikan.

4. Gunakan bahasa yang baik

Bahasa atau gaya tulisan saat mengirim pesan harus mudah dibaca dan dipahami. Usahakan gunakan bahasa formal atau semi formal jangan menggunakan bahasa yang “alay” saat berkomunikasi dengan guru. Batasi juga penggunaa emoticon saat berkomunikasi dengan guru.

5. Lihat waktu pengiriman

Perhatikan waktu saat kita mengirim pesan, apakah waktu beristirahat atau sibuk. Hindari mengirim pesan pada jam 20.00-06.00 karena dikhawatirkan lawan bicara kita sedang beristirahat. Jika memang terpaksa mengirim pesan pada jam istirahat atau saat lawan bicara sibuk jangan memaksa/menghubungi secara berkelanjutan jika tidak mendapat balasan.

6. Mematuhi peraturan yang berlaku

Peraturan ini biasanya tidak tertulis, lalu bagaimana kita mengetahuinya? Jika berhadapan langsung dengan lawan bicara biasanya mereka akan bilang “Maaf saya sedang sibuk…..”, “Maaf saya sedang Rapat”, atau ketika bertemu langsung lawan bicara akan menginformasikan “Jika akhir pekan saya tidak.ingin di ganggu”, “jangan mengirim pesan saat saya sedang beraktifitasm (Olah raga, bekerja, atau yang lainnya)”. Jika kita terpaksa menghubungi disaat sibuk/istirahat/sedang berkegiatan lain maka kita  jangan memaksa/menghubungi secara berkelanjutan jika tidak mendapat balasan.

Jika kita berada dalam suatu grup harus bisa membedakan apakah grup tersebut grup resmi atau bukan. Jika grup resmi biasanya akan tertulis di kolom deskripsi grup atau tidak tertulis namun disepakati bersama oleh anggota grup yang ada. Hindari mengirimkan hal yang tidak berhubungan dengan kepentingan grup itu di buat.

Jangan mengirim pesan yang sama berkali-kali. Beberapa orang cenderung merasa risih dan terganggu aktivitasnya dengan tindakan seperti ini. Cukup mengirimkan pesan satu kali saja dan tunggu hingga pesan tersebut dibalas oleh penerimanya.

 7. Jangan menyela

Dalam percakapan pada sebuah grup, biasanya ketika membahas sesuatu yg penting, arus pesan begitu deras mengalir. Setiap orang tampak ingin menyampaikan pendapat dan pandangannya dengan cepat, seolah tak mau didahului orang lain. Si A is typing… begitu biasanya yang tercantum di bagian atas WA. Menuturkan opini atau komentar tentu boleh, dan bahkan bagus agar diskusi berjalan produktif.

Akan tetapi, percakapan dalam sebuah grup menjadi tak nyaman ketika ada peserta yang menyela dengan pendapat yang serampangan dan tidak kuat. Ada baiknya dipikirkan dulu sampai matang, barulah komentar dikirimkan. Tak heran jika sesekali seorang admin menutup kolom komentar untuk menghindari serangan chat padahal informasi belum tuntas disampaikan.

8. Salam Penutup

Setelah selesai, jangan lupa ucapkan terima kasih untuk respon dari orang yang dikirimi pesan.

  • Kurangi bercanda

Dari puluhan grup WA, ada beberapa grup yang isinya hanya cekakak cekikik. Setiap kali mengaktifkan data untuk mengakses Internet, pesan-pesan yang muncul dalam grup-grup itu tak jauh dari candaan kering dalam bentuk meme jadul dan stiker yang monoton—bahkan sering bernada ‘jorok’. Alhasil, begitu membuka grupnya,  langsung ‘clear chat’ agar memori ponsel tak boros karena percakapan yang tidak berfaedah. Becanda boleh-boleh saja, tapi ada porsinya. Jika seharian grup hanya diisi gurauan tak penting belaka.

  • Pelajari informasi yang akan disampaikan

1. Jangan sebar berita HOAX/Fitnah/Provokasi

Tidak Share Berita Hoax, Fitnah & Provokasi kedalam Group atau pesan pribadi, aplikasi WA atau media lainnya, memberikan kemudahan bagi pemakainya untuk meneruskan atau forward pesan/chat orang lain, sehingga sering kali dan tidak jarang para member grup wa yang demen dan hobby banget nge-share berita-berita yang belum jelas sumbernya. Terlebih lagi isi berita/informasi berisi fitnah, hoax, dan provokasi, tentu saja hal ini sangat meresahkan para member grup yang lain.

Pernah ada kejadian seseorang yang membagikan berita di sebuah grup yang berisi berita hoax, dan kebetulan ada member grup yang meluruskan berita tersebut. Dan yang terjadi adalah orang tersebut malu bukan main, karena sudah membagikan informasi yang tidak benar. Ini bisa dijadikan pelajaran selalu cek ricek mengenai kebenaran suatu berita indonesia sebelum dibagikan ke grup. Agar tidak mengalami nasib yang sama seperti orang itu.

2. Think Before Write!

Selalu bersikap hati-hati dalam berbicara dan berperilaku, baik di dunia maupun di sosial media, baik dengan teman sekelas atau dengan guru. Usahakan selalu berfikir terlebih dahulu sebelum menuliskan sesuatu untuk kemudian diterbitkan di sosial media atau di share di whatsapp, karena tulisan mu adalah harimaumu. Sudah banyak kejadian di Indonesia gara-gara unggah status provokasi, fitnah, dan hoax yang berujung di jeruji besi. Setiap perbuatan buruk akan dibalas dengan dengan keburukan, begitu juga sebaliknya