Membangun
Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri memang
mutlak dibutuhkan agar kita bisa merasa bahagia dalam menjalani kehidupan. Ada
sebagian orang yang begitu berani berbicara dengan suara lantang di depan umum,
memotivasi, mengobarkan semangat dengan ekspresi wajah yang penuh keyakinan.
Sebaliknya, ada sebagian lainnya yang merasa malu ketika harus berhadapan
dengan publik, sehingga gagap saat berbicara bahkan suaranya terdengar parau
karena gemetar. Bagaimana dua situasi yang bertolak belakang ini bisa tercipta?
Inti dari kedua situasi tersebut adalah rasa percaya diri.
A.
Pengertian
Percaya Diri
Percaya diri
merupakan perpaduan antara keyakinan dan kemampuan dalam menghargai diri
sendiri. Rasa percaya diri berhubungan dengan cara seseorang dalam memandang
diri sendiri baik kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki. Meski terlihat
sederhana, namun sayangnya tak semua orang bisa merasa yakin akan kemampuan
yang terdapat dalam dirinya sendiri, sehingga sulit untuk membangun rasa percaya
diri. Seseorang dikatakan memiliki percaya diri, jika ia mempunyai perasaan
bahwa dirinya mampu melakukan suatu hal guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Sebaliknya, ketika seseorang merasa tak yakin bahwa dirinya mampu
melakukan sesuatu hal untuk mencapai tujuan, maka orang tersebut tidaklah
memiliki rasa percaya diri dalam dirinya.
Adanya rasa percaya diri dalam diri seseorang akan tampak pada caranya
bersikap dan berperilaku. Orang yang memiliki rasa percaya diri umumnya
menyukai diri sendiri dan senantiasa berpikir positif. Rasa percaya diri
tersebut terwujud dalam ekspresi dan gestur tubuh yang tenang. Bahkan rasa
percaya diri juga sering terlihat pada penampilan, di mana orang dengan
kepercayaan diri tinggi, tak jarang menampilkan sesuatu yang lain dari pada
yang lain sehingga terbilang nyentrik. Mereka cenderung tidak ambil pusing
dengan pendapat orang lain, tetapi bukan berarti tidak peduli. Orang yang
percaya diri lebih berfokus pada keyakinan dan kemampuan membawa diri yang
dapat menciptakan rasa nyaman dalam berperilaku yang dibutuhkan untuk
memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.
B.
Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Percaya Diri dan Tidak Percaya Diri
Apa yang
membedakan orang antara yang mempunyai rasa percaya diri dan tidak? Ternyata
ada banyak hal yang membedakan mereka antara lain, berikut ciri-ciri
orang yang percaya diri :
1.
Berani Tampil Beda
Orang yang percaya diri adalah seseorang
yang memahami dirinya sendiri, mengerti kebutuhan dirinya, mengerti
keterbatasannya, sehingga jadilah ia seorang yang berani tampil beda, tentunya
dalam hal positif.
2. Berani Menerima Tantangan
Bukankah ketika kita belum mencoba, kita belum tahu persis kapankah
kesiapan kita? Berani menerima tantangan berarti berani untuk belajar sesuatu
yang baru. Tanamkan semboyan ini padamu “Jika kamu bisa memimpikannya, kamu
bisa melakukannya
3.
Asertif
Asertif berarti tegas, punya pendapat, serta
berani berkata tidak. Seseorang yang percaya diri tentu bersikap tegas, sebab
ia tahu kapan saat untuk berkata “ya” dan kapan saat untuk berkata “tidak”.
4. Mandiri
Seorang yang percaya diri adalah
seorang yang mandiri, tidak menjadi seorang yang bergantung kepada orang lain. Karena
dia percaya pada kemampuan dan kekuatan dirinya bahwa dia mampu melakukannya.
5.
Selalu berfikir Positif
Berfikir positif ini misalnya dengan
tetap tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi permasalahan hidup. Sehingga,
jika ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif
dirinya dari situasi yang terjadi. Maka yuk kita “berhenti menangisi
kekurangan, dan luangkanlah waktu sejenak, untuk melihat dan mensyukuri
kelebihanmu”.
Beberapa ciri atau karateristik individu yang
tidak memiliki percaya diri, diantaranya adalah:
a. Menekankan keharusan-keharusan pada diri sendiri
(“saya harus bisa begini...saya harus bisa begitu”). Ketika gagal, individu
tersebut merasa seluruh hidup dan masa depannya hancur.
b. Cara berpikir totalitas dan dualisme: “kalau saya
sampai gagal, berarti saya memang jelek”
c. Pesimis (tidak yakin pada kemampuannya): dia merasa bahwa satu saja kegagalan
kecil, dia akan beranggapan tidak akan berhasil
meraih cita-citanya di masa depan. Misalnya, mendapat nilai dibawah KKM pada salah satu mata pelajaran,
langsung berpikir dirinya tidak akan naik kelas, tanpa berusaha mencoba untuk memperbaiki.
d. Labeling:
mudah menyalahkan diri sendiri dan memberikan sebutan-sebutan negatif, seperti
“saya memang bodoh, saya ditakdirkan untuk jadi orang susah”.
e. Sulit menerima pujian atau pun hal-hal positif dari
orang lain: ketika orang memuji secara tulus, individu langsung merasa tidak
enak dan menolak mentah-mentah pujiannya. Ketika diberi kesempatan dan
kepercayaan untuk menerima tugas atau peran yang penting, individu tersebut
langsung menolak dengan alasan tidak pantas dan tidak layak untuk menerimanya.
f.
Suka
mengecilkan arti keberhasilan diri sendiri: senang mengingat dan bahkan
membesar-besarkan kesalahan yang dibuat, namun mengecilkan keberhasilan yang
pernah diraih. Satu kesalahan kecil, membuat individu langsung merasa menjadi
orang tidak berguna.
Perbedaan orang yang memiliki percaya diri dan tidak
memiliki percaya diri:
0 Comments